Radit dan Jani

Radit dan Jani

Bingung kan kenapa gue baru nulis resensi film yang ditayangkan di bioskop awal tahun 2008 ini. Gue inget nonton film ini di Cibubur, dengan seorang penggerutu yang bilang “film kayak gini kok ditonton, ga layak dilihat anak-anak nih”. Memang adegan-adegan pembuka film ini termasuk vulgar. Percumbuan dan percintaan penuh gelora membumbui film drama ini. Dimainkan oleh Vino G Bastian sebagai Radit dan Fahrani sebagai Anjani. Mereka adalah pengantin muda yang sebenarnya pernikahan mereka ditentang oleh keluarga Anjani. Jani berasal dari keluarga baik-baik. Sedangkan Vino adalah pemain ben yang kecanduan obat-obatan terlarang.

Mereka berdua tinggal di sebuah flat, entah itu flat atau rumah susun dengan perabotan seadanya dan kondisi rumah yang begitu berantakan. Pada awalnya hanya Jani yang menjadi pencari nafkah dalam keluarga. Namun karena kejengkelannya dengan salah seorang rekan, akhirnya mereka berdua praktis jadi pengangguran. Masa depan ben Vino pun tak jelas, bahkan teman-temannya memecatnya karena sikapnya yang kasar dan masalah kecanduannya.

Karena tak ada satupun yang memiliki nafkah dalam keluarga, sewa tempat tinggal pun tak terbayar sampai-sampai listriknya dimatikan. Makanan pun pas-pasan saja. Sementara hidup mereka semakin tidak sehat. Sempat juga mereka mencuri di toko swalayan, tentu saja dengan mengecoh si penjaga toko dengan keseksian Jani yang menggoda. Tetapi mereka tetap bersatu bersama, dalam penderitaan mereka hadapi bersama. Bahkan ketika Jani hamil, walau pas-pasan tetap mereka bertahan untuk menghadapi segala sesuatunya bersama dengan serba kekurangan. Si penggerutu di sebelah gue bilang “Makan tuh cinta” dan gerutuan berikutnya adalah “Kok lo bisa sih ngajak gue nonton film sejelek ini”. Gue jawab, ini filmnya Upi, dia jaminan film bagus.

Awalnya gue menganggap film ini adalah film adaptasi dari cerita luar. Ternyata memang kata teman gue bahwa isi cerita film ini adaptasi dari kisah nyata Kate Moss yang hidupnya dihancurkan oleh pacarnya sendiri yang kecanduan.

Akhir cerita ini cukup mengharukan, Jani yang begitu mencintai Radit dan tak ingin pisah dengannya. Sementara Radit tahu, bahwa selama Jani bertahan dengan dirinya, kehidupan anaknya kemungkinan tidak akan terjamin. Akhirnya dengan strategi penjebakan yang diatur dengan keluarga Jani, Radit mengajak Jani ke restoran tempat mereka biasa pacaran dahulu. Dia membelikan es krim untuk Jani, lalu meninggalkannya. Sambil memperhatikan dari jauh, Radit menyaksikan adik Jani dan orangtuanya menyambangi Jani. Terlihat Jani yang berteriak-teriak memberontak.

Beberapa tahun berlalu, terlihat Jani sedang memperhatikan anaknya bermain di taman beserta suaminya yang baru. Dari kejauhan Radit memperhatikan anak dan mantan istrinya tersebut. Mereka berdua pun saling bertatapan. Mereka tahu, mereka masih saling mencintai. Tapi Radit tahu, Radit bukan pria yang tepat untuk mendampingi Jani. Ternyata untuk hidup berumah tangga tidak bisa hanya bermodalkan cinta yang begitu menggebu. Akal sehat dan rasio juga dibutuhkan untuk membina semua itu. Film ini jugalah yang mengantarkan Vino G Bastian menyabet piala citra sebagai aktor pria terbaik. Congrats Vino…

3 Responses to Radit dan Jani

  1. Anonymous says:

    gua sallut Ngeliat nya.. apa lg Radit,, diia Laki* yg Sangat Melindungi jani,, Dan Ceritanya Menyentuh banget 😥

  2. hena says:

    ceritanyaa sm persis sprti yg sy alami,dn skrg sy pun mnikahhh dg suami ke dua,yg trima sy ap adanya,… sdgkn dya yg dlu,..mningglkn sy tnpa kjlsn,tp kmi smpai skrg msi slg mnyayangiii,,.hati forever

  3. Endah says:

    😦 mudah-mudahan ga ada hubungannya dengan film ini…

Leave a comment