Rayap, Musibah atau Berkah?

Baru semalam gue komen di salah satu status Facebook temen, bahwa gue inget kronologis kejadian 5 April 2014 – 10 April 2014. Yup, gue inget, karena memang waktu serasa berhenti di situ.. pagi ini, 7 April 2019 sekitar pukul 4 pagi, gue dibangunkan Toa Masjid, tapi ada suara yang lain..  kretek kretek kretek.. gue pun curiga serangan rayap ada di sudut lain kamar gue.. kamar gue di Cibubur memang lantainya kayu, dan baru dua hari lalu gue melihat serangan rayap di lemari tempat handphone bertumpukan…

Dan… Gue menuju asal suara kretek kretek… Ternyata dus  yang belum pernah gue unpacking sejak pertengahan April 2014 terserang rayap juga… Mau nggak mau, gue terpaksa unpacking. Yup! Lima tahun gue enggan unpacking, justru adegan unpacking yang sebenarnya ngga gue lakukan gue tulis di workshop menulis cerpen tahun 2015.  Oke, rayap memaksa gue menghadapi kenyataan bahwa barang-barang gue yang diangkut balik dari Palembang memang harus dibuka lagi.. sebagian pun sudah digerogoti rayap..

Ternyata masih terdengar suara kretek-kretek lain… Asalnya dari lemari buku, gue cukup heran karena lemari itu terbuka, udara segar mudah masuk, mosok sih kena rayap juga… Ternyata iya.. 11 buku karya gue ludes disantap rayap ganas, bahkan sebagian koleksi Larry Gonick gue.. oh nooo.. kenapa Larry. Andrea Hirata kena gpp lah, apalagi Fira Basuki, gue ikhlas.. tapi Larry Gonick?!?! Sementara waktu kemah bareng orang-orang KPG, gue dikasih tau kalau buku-buku Larry Gonick memang sudah langka…  Dan..  nggak kalah nyebelinnya adalah tumpukan majalah teknologi yang juga banyak muat tulisan gue sebagai kontributor… Ajaibnya, majalah Masjid Kita dimana gue jadi kontributor juga malah utuh!!! Subhanallah yaaa.. 😅

Padahal hari ini rencana gue adalah ke Vihara BP untuk koordinasi DOM tanggal 28, trus meeting Retret buat Mei nanti. Tapi terpaksa gue batalin, karena ngatasi rayap ini kayaknya seminggu pun belum tentu kelar, secara kudu mindahin barang sendirian demi menyelamatkan yang tersisa, singkirin rumah mereka, dan well iya, gue terpaksa melakukan pembunuhan besar-besaran..

Apakah rayap itu musibah atau berkah?  Hikmah yang gue dapet dari rayap ini adalah:

1. Mereka paksa gue unpacking menghadapi kenyataan, bahwa mau ga mau, gue harus buka kenangan selama 8 Januari – April 2014. Yup, itu barang-barang yang gue bawa pas nikah, termasuk foto-foto dengan Togar Mozes, suami tercinta..
2. Gue belajar kudu ikhlasin barang-barang gue, termasuk hasil karya gue belasan tahun lalu.
3. Ga semua kegiatan bisa sesuai rencana..
4. Gue dah tua ya, mindahin dan beberes aja ngos²an gini.. gimana ke tempat baru nanti..

5. Ini ngga becanda kayak nomor 4 ya hikmahnya, tapi memang gue selalu menumpuk memori, kenangan selalu gue pertahankan.. sementara kelar kejadian ini, gue harus ikhlasin barang-barang gue yang banyak memorinya.. mungkin juga termasuk memori mengenai orang yang baru awal tahun ini menyiksa gue parah.. yup siapa lagi kalau bukan ungwir itu…

2 Responses to Rayap, Musibah atau Berkah?

  1. akunya dah baca yha Kak, kisahnya. *akhirnya Blog Walking lageeeeh ahahahaa
    no. 2 itu, nganu. heuheuw. sebelahnya sebelah bilang; c’est la vie ~ ya memang dalam hidup ini …….

Leave a comment